TagarBMR, JAKARTA – Setelah melakukan Raker dengan Kemendes PDTT dan Kemenhub RI, Komisi V DPR RI kembali melanjutkan Rapat Kerja (Raker) bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI. Rabu (17/03/2021).
Raker yang dilaksanakan di ruang rapat Komisi V Gedung Nusantara, Senayan, membahas beberapa hal, diantaranya berkaitan dengan hasil Pemeriksaan BPK RI pada semester 1 Tahun 2020, Refocusing program/kegiatan TA 2021, penanganan infrastruktur pasca bencana serta pengembangan Food Estate dan Pembangunan Infrastruktur Ketahanan Pangan.
Mengawali penyampaiannya, anggota Komisi V DPR RI, Herson Mayulu memberikan apresiasi ke KemenPUPR terkait beberapa hal, yang pertama atas perolehan opini WDP dari BPK RI, pelaksanaan tender 2021 yang lebih awal, serta ketanggapan dalam menghadapi bencana beberapa waktu lalu.
“Terima kasih atas penanganan becana di dapil saya beberapa waktu lalu, mulai dari Kabupaten Bolmut, Bolsel dan manado yang begitu cepat, ini semua tak lepas dari peran pak Menteri dan jajaran yang komandonya kebawah sangat bagus, sehingga saya begitu mudah dan cepat berkoordinasi dengan para kepala balai,” ucapnya.
Selanjutnya, politisi PDIP ini menyoroti soal keberadaan Irigasi di Daerah, ia meminta Kementerian PUPR untuk lebih fokus pada pengembangan ketimbang Operasi Pemeliharaan (OP) Jaringan dan sebagainya.
“Di dapil saya itu ada dua irigasi besar, yakni Kosinggolan dan Torout yang masih dibangun, pada era orde baru tahun 1982, yang kurang lebih mengairi 10 ribu hektar sawah. Namun keadaan sekarang sudah sangat memiriskan, kenapa? karena 3/4 dari areal sawah ini sudah tidak bisa diairi lagi, karena airnya sudah tidak ada,” beber Herson.
Padahal kata Herson, Bolmong itu lumbung berasnya Sulut. Namun sayang yang ada saat ini tinggal cerita.
“Oleh karena itu, saya mengusulkan ke Pak Dirjen, agar kiranya kedepan, bisa ada revitalisasi atau mungkin lebih besar lagi, misalnya pembangunan bendungan disana, sehingga irigasi Kosinggolan yang mengairi kurang lebih 7500 hektar sawah, dan Torout yang mengiri 3500 hektar sawah, minimal bisa mengairi 3/4 dari areal tersebut,” paparnya.
Yang sangat disayangkan, para petani yang berada di wilayah tersebut, tinggal bisa menanam kurang lebih 1000 hektar itupun, tanamnya hanya sekali setahun, tadah hujan, yang lain sudah Palawija.
“Oleh karena itu saya memohon perhatian agar ini ada penanganan serius, sehingga, Bolmong sebagai lumbung beras Sulut itu, bisa ada lagi,” harapnya.
Pada kesempatan itu, mantan Bupati dua periode itu juga menyampaikan aspirasi petani yang tergabung dalam P3A Dumoga Raya, saat melakukan pertemuan pada 15 Februari lalu.
“Jadi ada suara dari teman teman petani yang tergabung dalam P3A, bahwa setiap tahun ada pemeliharaan rutin berupa pemarasan disaluran irigasi, kalau boleh ini dipadat-karyakan saja, kemudian diserahkan kepada para petani tadi, karena kalau diserahkan kepada mereka, rasa memiliki itu ada, ini permintaan dari mereka, petani petani yang ada dikedua irigasi tersebut,” tutupnya.
Diketahui, rapat yang dipimpin Ketua Komisi V DPR RI Lazarus turut dihadiri Wakil Ketua Komisi V serta para Anggota. Sementara dari Kememterian PUPR dihadiri langsung Menteri Basuki Hadimuljono, Wamen, sekjen, para Dirjen dan para Direktur Kemen PUPR.
(BK)